Pada era otonomi pendidikan, pemerintah daerah memiliki
kewenangan yang amat besar bagi penentuan kualitas guru yang diperlukan di
daerahnya masing-masing. Oleh karena itu di masa yang akan datang, daerah
benar-benar harus memiliki pola rekrutmen dan pola pembinaan karier guru agar
tercipta profesionalisme pendidikan di daerah.
Dengan pola rekrutmen dan pembinaan karier
guru yang baik, akan tercipta guru yang profesional dan efektif. Untuk
kepentingan sekolah, memiliki guru yang profesional dan efektif merupakan kunci
keberhasilan bagi proses belajar-mengajar di sekolah itu. Bahkan, John Goodlad,
seorang tokoh pendidikan Amerika Serikat, pernah melakukan penelitian yang
hasilnya menunjukkan bahwa peran guru amat signifikan bagi setiap keberhasilan
proses pembelajaran. Penelitian itu kemudian dipublikasikan dengan titel: Behind the Classroom Doors,
yang di dalamnya dijelaskan bahwa ketika para guru telah memasuki ruang kelas
dan menutup pintu-pintu kelas itu, maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak
ditentukan oleh guru. Hal ini sangat masuk akal, karena ketika proses pembelajaran
berlangsung, guru dapat melakukan apa saja di kelas. Ia dapat tampil sebagai
sosok yang menarik sehingga mampu menebarkan virus nAch (needs for achievement)
atau motivasi berprestasi, jika kita meminjam terminologi dari
teorinya McCleland. Di dalam kelas itu seorang guru juga dapat tampil
sebagai sosok yang mampu membuat siswa berpikir divergent dengan memberikan
berbagai pertanyaan yang jawabnya tidak sekedar terkait dengan fakta, ya-tidak.
Seorang guru di kelas dapat merumuskan pertanyaan kepada siswa yang memerlukan
jawaban secara kreatif, imajinatif – hipotetik, dan sintetik (thought provoking
questions).
Sebaliknya, dengan otoritasnya di kelas yang
begitu besar itu, bagi seorang guru juga tidak menutup kemungkinan untuk tampil
sebagai sosok yang membosankan, instruktif, dan tidak mampu menjadi idola bagi
siswa di kelas. Bahkan dia juga bisa berkembang ke arah proses pembelajaran
yang secara tidak sadar mematikan kreativitas, menumpulkan daya nalar,
mengabaikan aspek afektif, dan dengan demikian dapat dimasukkan ke dalam
kategori banking concept of education-nya Paulo Friere, atau learning to
have-nya Eric From. Pendek kata, untuk melindungi kepentingan siswa, dan juga
untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di daerah dalam jangka panjang di
masa depan, guru memang harus profesional dan efektif di kelasnya masing-masing
ketika ia harus melakukan proses belajar-mengajar.
Dalam konteks otonomi pendidikan, hasil
penelitian John Goodlad tersebut memiliki implikasi bahwa pemerintah daerah perlu
menciptakan sebuah sistem rekrutmen dan pembinaan karier guru agar para guru
benar-benar memiliki profesionalisme dan efektivitas yang tinggi supaya ketika
ia memasuki ruang kelas mampu menegakkan standar kualitas yang ideal bagi
proses pembelajaran. Suatu pekerjaan dikatakan profesional jika pekerjaan itu
memiliki kriteria tertentu. Jika kita mengikuti pendapat Houle, ciri-ciri suatu
pekerjaan yang profesional meliputi: (1) harus memiliki landasan pengetahuan
yang kuat; (2) harus berdasarkan atas kompetensi individual (bukan atas dasar
KKN-pen.); (3) memiliki sistem seleksi dan sertifikasi; (4) ada kerjasama dan
kompetisi yang sehat antar sejawat; (5) adanya kesadaran profesional yang
tinggi; (6) memiliki prinsip-prinsip etik (kode etik); (7) memiliki sistem
sanksi profesi; (8) adanya militansi individual; dan (9) memiliki
organisasi profesi. Dari ciri-ciri ini Kantor Dinas Pendidikan di daerah dapat
menterjemahkan ke dalam sistem rekrutmen dan pembinaan karier guru agar
profesi-onalisme guru dapat selalu ditingkatkan di daerahnya masing-masing.
Tanpa berbuat seperti itu kualitas guru akan selalu ketinggalan dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, agar guru tetap
profesional perlu ada sistem pembinaan karier yang baik, tersistem, dan
berkelanjutan.
Guru yang profesional perlu melakukan
pembelajaran di kelas secara efektif. Kemudian, bagaimana ciri-ciri guru yang
efektif ? Menurut Gary A. Davis dan Margaret A. Thomas, paling tidak ada empat
kelompok besar ciri-ciri guru yang efektif. Keempat kelompok itu terdiri dari: Pertama,
memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas, yang kemudian
dapat dirinci lagi menjadi (1) memiliki keterampilan interperso-nal, khususnya
kemampuan untuk menunjukkan empati, penghargaan kepada siswa, dan ketulusan;
(2) memiliki hubungan baik dengan siswa; (3) mampu menerima, mengakui, dan
memperhatikan siswa secara tulus; (4) menunjukkan minat dan antusias yang
tinggi dalam mengajar; (5) mampu menciptakan atmosfir untuk tumbuhnya kerja
sama dan kohesivitas dalam dan antar kelompok siswa; (6) mampu melibatkan siswa
dalam meng-organisasikan dan merencanakan kegiatan pembelajaran; (7) mampu
mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa untuk berbicara dalam setiap
diskusi; (8) mampu meminimal-kan friksi-friksi di kelas jika ada.
Kedua,
kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran,
yang meliputi: (1) memiliki kemampuan untuk menghadapi dan menangani siswa
yang tidak memiliki perhatian, suka menyela, mengalihkan pembicaraan, dan mampu
memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses pembelajaran; (2) mampu
bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan berpikir yang berbeda
untuk semua siswa.
Ketiga,
memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik (feedback) dan
penguatan (reinforcement), yang terdiri dari: (1)
mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon siswa; (2) mampu
memberikan respon yang bersifat membantu terhadap siswa yang lamban belajar;
(3) mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban siswa yang kurang
memuaskan; (4) Mampu memberikan bantuan profesional kepada siswa jika
diperlukan.
Keempat,
memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri, terdiri dari: (1)
mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif; (2) mampu
mem-perluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-metode pengajaran; (3)
mampu memanfaatkan perencanaan guru secara kelompok untuk menciptakan dan
mengembang-kan metode pengajaran yang relevan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar